hollaaa....
judulnya cukup jelas dan langsung ke topik pembicaraan.. namun akan ogut runut sedikit sama masbro and mba sist..


jadi dulu kan ogut masih semester dua ke tiga pada tahun 2008. ya waktu itu liat kawan-kawan yang lain mendaki ke gunung Gede tp cuma bisa denger kabar aja dari temen ogut bernama Danu. Nah ketika itu agak aneh sih ngomongin pendakian. karena emang dari dulu ogut belom pernah naik gunung.. pas dikampus kuliah pagi dan ketemu Danu yang baru balik dari pendakian ogut coba ngobrol-ngobrol seputar perjalanannya kemarin dia naik gunung. ogut kuliah doi nunggu ogut selesai dan langsung pulang bareng sambil bawa tas Danu. di perjalanan dia creta sana sini ya ogut dengerin, dan keliatannya menarik banget. nah selang beberapa bulan dan saat itu bertepatan liburan kuliah ada tawaran perjalanan naik gunung. yang punya ide saat itu Bang Tigor, sebut saja BT. karena dulu udah masuk senat dan kebetulan juga didalamnya ada Bang Dedy yang suka jalan juga naik gunung.
ketemu dah itu simpul-simpulnya. dari bang BT ke Bang Dedy dan Danu mau naik gunung. nah ogut sebagai temen danu diajakin naik gunung lah untuk kali pertama pada liburan longweekend di tahun 2008. untuk planing acara dan sebagainya dipegang bang dedy sama danu. ogut cuma anggota yang modal dengkul doang. peralatan ga ada yang punya.hha di tentuin lah tujuannya yaitu gunung Merbabu Jawa Tengah. tiket ogut dan bang tigor yang beli di saat itu rencana mau naik tujuan Semarang Poncol tapi kata yang jual St semarangnya lagi banjir...shiitttt... karena emang curah hujan lagi tinggi waktu itu jadi percaya aja dan kita beli kereta tujuan Jogja.
Tiket dah safety, Perkap udah OK, makanan aman, kita siap meluncur... namun tak disangka tak dinyana ternyata si Danu batal ikut.. shiittt gw sendiri dong ini. karena gw ikut ini kan karena ada danu. tp okelah.. jalan dulu.. brangkatlah kita dari jakarta. (jaman ini kreta tidak manusiawi). tibalah kita di lempuyangan jogja. sebelum pergi kami mau makan dulu dan beli peralatan yang kurang yang tadinya udah di janjiin mau dibawa danu tp dia nya ga jd maka kita harus nyari lg di jogja. sekarang saatnya nanya. oke kita nanya ke orang dengan bahasa jawa. tp malah disautin bahasa indonesia..hhaa jd isin cah...
Tujuan kita adalah desa kopeng. kita mencari Bus tujuan terminal kecil di sudut kota jogjakarta menuju daerah itu kami diajak berkeliling oleh supir busnya. ditemani rintik hujan dan sms dari danu yang bilang mau nyusul tp ga kliatan batang hidung nya..hhe nikmati jogja aja deh dlu.. sesampainya di terminal giwangan kita bergegas menaiki bus menuju magelang. perjalan cukup jauh ampe bisa tidur dlu.hhe kemudian kami transit di daerah magelang. namnya daerah suasana masih sejuk banget dan khas bgt. ini kita bertiga sebenernya ga tau jalan loh.. bener2 buta informasi. tp tau mau kmana. kemudian kita ganti bus kecil. uang pas2an nih tp kernet sialan minta lebih mulu karena kita bawa tas gede.. yaudah gw kasih dah pake uang pribadi..


di depan pintu masuk desa Kopeng Jawa Tengah
perjalanan jauh dingin karena hujan kami tibalah di desa kopeng. udah jam 3 an, karena suara adzan udah berkumandang. kita makan dulu lg lah, laper bgt. udah ready poto-poto dlu pake camera seadanya. trus menuju desa terakhir. perjalanan muali hujan. pakailah kita jas hujan. dari jalan beraspal kita dihadapkan hutan cemara. kalo tertiup angin dia kaya orang yang lagi siul-siul.. hhe sepi bgt dsana. tp kadang kita masih bisa ketemu sama penduduk desa yang hilir mudik. kenal apa engga asiknya dsan kita pasti di suruh "Mas Mampir" waw ramaha sekali..setelah hujan kabut pun turun dan kami dihadapkan perkebunan warga. dari sini kita bisa melihat danau kemuning. dan tibalah kita di basecamp Gunung Merbabu.

Ternyata disana kita sudah disambut dengan tulisan GUNUNG DITUTUP. waduh ni ogut baru pertama bang kok ditutup.. tp basecamp nya orang2nya baik bgt. namanya pak partono. setelah barang dan kita bersih bersih di basecamp kita diundang beliau berkunjung kerumahnya diaksih minuman dan makanan. walaupun alakadarnya ini sangat menyenangkan menurut saya. keramahan ini membuat ogut seneng bgt. ohh keramahan ini yang ga ada di kota2 besar. sedikit banyak ngobrol kami diberitahu bahwa memang gunung ini benar2 ditutup untuk pendakian, namun karena mas-mas sekalian sudah datang jauh2 dari jakarta masa iya kami saklek. wah tenang jadinya. kita memang di ijinkan mendaki namun hanya sampai pos pemancar saja, selebihnya resiko tanggung sendiri. kami nurut aja dan memutuskan untuk menginap semalam di basecamp. setelah sudah agak larut kami pamit dari rumah pak partono untuk kembali ke basecamp. keluar dari rumah langsung disambut kabut yang sangat tebal. bahkan teman berjalan di depan saja langsung seperti menghilang. lampu senter pun ga berdaya. di basecamp hanya kami bertiga dan pintu basecampt tidak pernah terkunci dan barang kami aman ternyata.

Ternyata disana kita sudah disambut dengan tulisan GUNUNG DITUTUP. waduh ni ogut baru pertama bang kok ditutup.. tp basecamp nya orang2nya baik bgt. namanya pak partono. setelah barang dan kita bersih bersih di basecamp kita diundang beliau berkunjung kerumahnya diaksih minuman dan makanan. walaupun alakadarnya ini sangat menyenangkan menurut saya. keramahan ini membuat ogut seneng bgt. ohh keramahan ini yang ga ada di kota2 besar. sedikit banyak ngobrol kami diberitahu bahwa memang gunung ini benar2 ditutup untuk pendakian, namun karena mas-mas sekalian sudah datang jauh2 dari jakarta masa iya kami saklek. wah tenang jadinya. kita memang di ijinkan mendaki namun hanya sampai pos pemancar saja, selebihnya resiko tanggung sendiri. kami nurut aja dan memutuskan untuk menginap semalam di basecamp. setelah sudah agak larut kami pamit dari rumah pak partono untuk kembali ke basecamp. keluar dari rumah langsung disambut kabut yang sangat tebal. bahkan teman berjalan di depan saja langsung seperti menghilang. lampu senter pun ga berdaya. di basecamp hanya kami bertiga dan pintu basecampt tidak pernah terkunci dan barang kami aman ternyata.
ke esokan paginya kami berangkat dengan tujuan puncak pemancar. pemancar yang terlihat dari bawah terlihat sangat jauh. kami membawa perbekalan secukupnya dengan niatan tektok saja tp kalau bisa ya muncak. dalam perjalan memang benar hanya kami bertiga sajalah dsana. dengan kondisi track yang licin dan beberapa pohon tumbang, ketika di pos pasar setan kami tersesat namun ketika tersesat bang tigor menyadarinya dan memutuskan mencari jalan kembali dan alhamdulilah ketemu. saya agak penasaran dengan beberapa pohon yang tumbang. saya coba tebas2 lah pepohonan itu dan benar saja tarack yang seharusnya kami lalui terhalang oleh pohon besar yang tumbang. pohon itu memiliki tanda yang ditinggalkan oleh pendaki lain namun dalam posisi tumbang. perjalanna mulai lah sedikit terbuka ketika menuju pos pemancar.
dari sini kami bisa melihat kejadia yang diluar nalar. hujan terlihat lebat dibawah ogut awan berada di pijakan kaki ogut. suara petir bergemuruh hebat ketika awan yang berbenturan namun diatas ditempat saya hanya berkabut. ini pengalaman pertama saya.. Allah Maha Besar.
kemudian kami tibalah di pos pemancar, pos yang kami kira adalah puncak ternyata baru awal dari cobaan yang akan kami jalanani. dari pos ini ada sederetan batu yang membelah gunung di kanan dan kiri langsung jurang terjal yang sering disebut geger sapi. medanya cukup aman apabila tidak pada saat kami mendaki. pada saat itu cuaca berkabut dengan hujan gerimis dan angin kencang dan dibawah seperti ogut cerita td lagi badai petir.
mau naik salah dan turun pun slah, maka kami putuskan untuk masuk ke dalam pos pemancar dulu. karena waktu semakin sore dan kabut semakin tebal dan persediaan makanan pun menispis karena memang kami tdiak membawa seluruh barang kami sesuai rekomendasi pak partono agar tidak muncak lalu kami putuskan untuk turun. kami berlarian turun karena dibawah ternyata hujannya sangat lebat kami tidak boleh berhenti supaya badan tidak kedinginan. setibanya di basecamp dengan badan yang kedinginan dan basah kuyup kami bersih-bersih dan makan. setelah makan langsung tidur.
keesokan paginya kami bergegas untuk keliling desa dan untuk melilat lihat. suasana pagi pun berkabut dan setelah puas kami langsung berpamitan dan kembali unutk meninggalkan basecamp. saat saya disini saya berkata suatu saat nanti saya akan kembali pak, ketika itu tiba saya ingin bertemu bapak ya.
syidiq, Bang Dedy, Bang Tigor dan Pak Partono
NB: yang membuat saya kemudian suka dan rindu akan mendaki gunung adalah hal-hal seperti ini. hal-hal yang tidak bisa diungkapkan denga tulisan. dan tidak perlu ada alasan untuk mendaki karena mendaki adalah jawaban tanpa alasan.
terimakasih telah membaca
menulislah karena menulis adalah kebutuhan
salam hangat
Penulis : Assyidiq Dwi Poyono
0 komentar:
Posting Komentar